PCINU Adakan Kajian Peringatan Maulid Nabi

PCINU Adakan Kajian Peringatan Maulid Nabi: Lebih Mengenal Sang Nabi Peringati Hari yang Penuh Rahmat Ilahi

Rabat, 15 September 2024 – Memperingati Maulid Nabi 1446 Hijriyah, Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Maroko mengadakan pengajian Kitab “Bidayatus Sul Fi Tafdhilir Rosul” karya Imam Izzuddin bin Abdus Salam (w. 1262 M). Acara ini diisi oleh kandidat doktoral Insitut Dar el-Hadith el-Hassania, Maroko, Ust. Muhammad Iqbal Mansury dan dipandu oleh Muhammad Nabil berlangsung via zoom dan live youtube PCINU Maroko.

Ketua Tanfidziyah PCINU Maroko masa khidmah 2024-2026, Moch. Cholilur Rahman, Lc. berharap agar acara ini bisa semakin mendekatkan dan mengenalkan kita kepada Baginda Nabi Muhammad saw. sehingga kita dianggap menjadi umatnya. “Ini merupakan kesempatan bagi warga Nahdhiyyin Maroko untuk lebih mengenal Nabi Muhammad, terutama bertepatan dengan momen Maulid Nabi seperti saat ini.” ungkapnya.

Kitab ini berisi tentang keutamaan-keutamaan yang dimiliki Nabi Muhammad Saw. Ust. Iqbal menuturkan bahwa sejauh ini masih ada dua ulama yang me-tahqiq kitab ini: Syekh Abdullah al-Ghummari (Maroko) dan Syekh Muhammad Nasiruddin al-Albani (Yordania). Ust. Iqbal memulai majelis dengan menjelaskan tentang biografi pengarang yang ditulis Syekh Abdullah al-Ghummari, dan menyebutkan beberapa pandangan ulama tentang pribadinya. Seperti Imam Ibnu Katsir yang menyebutkan bahwa Imam Izzuddin bisa dikatakan sudah pada tingkat “puncak” dalam keilmuan Mazhab Imam Syafi’i. Bahkan, dikatakan di akhir-akhir hidupnya, Imam Izzuddin tidak bermazhab yang berarti beliau sudah mencapai derajat mujtahid mutlaq dalam hal keilmuan.” tutur beliau.

Pada pembahasan awal kitab, Imam Izzuddin menjelaskan tentang kebolehan hukum membanding-bandingkan atau mengutamakan sebagian nabi di atas nabi yang lain. Tentunya kebolehan tersebut memiliki beberapa syarat, yaitu: pengutamaan tersebut harus memiliki dalil yang jelas dan tidak berasal dari tendensi semata, tidak bermaksud untuk merendahkan kedudukan nabi yang lain dan tidak boleh digunakan sebagai legitimasi untuk menyerang atau berargumen saat berdebat dengan ahlulkitab.

Selanjutnya, Mualif menjelaskan bahwa Nabi Muhammad merupakan pemimpin seluruh manusia—yang juga termasuk para anbia—di dunia dan akhirat. Dalam hal tersebut Imam Izzuddin berdasar pada hadis Nabi: “أنا سيد ولد آدم ولا فخر” “Aku pemimpin keturunan Adam dan aku tidak sombong.”Hal ini disabdakan Nabi semata-mata agar umatnya mengetahui kedudukan Nabi di sisi Allah Swt. dan sama sekali bukan karena kesombongan atau kebanggaan diri. Mualif menuliskan keutamaan-keutamaan Nabi yang lain di kitabnya yang berjumlah 40. Tentunya jumlah tersebut tidak membatasi keutamaan-keutamaan lain yang tidak disebutkan.

Karena keterbatasan waktu, dari keseluruhan 40 keutamaan Nabi yang tertulis, Ust. Iqbal hanya sampai pada pembahasan keutamaan Nabi yang ke-12. Dan pengajian kitab Bidayatus Sul ini diharapkan bisa dilanjutkan di lain kesempatan. Pertemuan itu diakhiri dengan sesi dokumentasi. Semoga acara ini bisa semakin memperkuat rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad yang tentunya akan mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.

Untuk selengkapnya tonton video siaran ulang Pengajian Kitab Bidayatus Sul PCINU Maroko

PCINU Adakan Kajian Peringatan Maulid Nabi

Ikuti kegiatan kami di @pcinumaroko

Baca Wad Makhazin, Perang Tiga Raja