One Month One Book; Kagum Kepada Orang Indonesia

“Kagum kepada orang Indonesia”. Sebuah judul buku yang kemudian menarik perhatian salah satu sahabat Fatayat PCI NU Maroko, Anja Aufa, untuk membedah lebih dalam isi daripada buku tersebut.  Buku dari seorang cendekiawan sekaligus budayawan Indonesia yang piawai dalam menggagas dan menorehkan kata-kata melewati karya tulisnya yang banyak menghiasi berbagai media cetak terkemuka. Beliau adalah Emha Ainun Nadjib atau yang dikenal dengan panggilan ‘Cak Nun’. Lahir pada tanggal 27 Mei 1953 di Jombang, Jawa Timur.

Buku ini ditulis dengan berbekal pengalaman Cak Nun selama bertahun-tahun berinteraksi secara intens dengan orang Indonesia di seluruh penjuru negeri. Beliau merangkumnya dalam sembilan judul tulisan yang berisikan pandangan, harapan, bahkan parodi tentang sisi-sisi kualitatif orang Indonesia.

Kenapa sih Cak Nun memberi judul buku ini dengan kata ‘kagum’?

Nah, kagum di sini memiliki dua arti, yakni kagum terhadap bakat positif yang dimiliki orang Indonesia, seperti menjadi juara olimpiade atau kejuaraan Internasional lainnya. Atau kagum yang bermakna satiris atau menyindir.

Arti manapun yang Cak Nun maksud, dilihat dari sembilan tulisannya yang berjudul Bangsa Bibit Unggul, Bangsa Garda Depan, Bangsa Besar Tak Butuh Kebesaran, Kita Bukan Bangsa Pemalas, Dunia Besar Karena Indonesia, Indonesia Kapten Kesebelasan Dunia (1), Kesebelasan Mustakim, Indonesia Kapten Kesebelasan Dunia (2), dan Sirnanya NKRI, Cak Nun ingin mengajak para pembaca untuk melihat Negara Indonesia dari sisi yang lebih positif.

Lalu, bagaimana karakteristik bangsa Indonesia menurut Cak Nun?

Kesimpulan dari judul-judul di atas, Cak Nun ingin mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang unggul, terutama dari segi potensi alam yang dimilikinya. Orang Indonesia juga bukan pemalas seperti yang dikatakan orang jika dibandingkan dengan orang Jepang atau Korea yang notabenenya mereka adalah pekerja keras. Akan tetapi, orang Indonesia memiliki skill atau daya bertahan hidup yang tinggi. Selain itu, Indonesia merupakan bangsa garda depan dengan cara berfikir yang berbeda, yakni tawaduk serta religius. Tidak jarang Indonesia menjadi penyangga dunia dengan mengirim orang-orangnya menjadi tenaga-tenaga kerja di luar negeri untuk membangun dunia. Jadi, sesungguhnya dunia besar karena Indonesia. Cara Indonesia membantu terbangunnya kebesaran dunia tidak dengan menyombongkan diri, melainkan merendahkan diri dengan cara yang luar biasa.

Dengan fenomena-fenomena yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, sebagian orang terutama generasi muda mungkin bertanya-tanya, haruskah saya kagum kepada Indonesia? Jawabannya, harus. Selain dengan cara melihat lebih banyak sisi baik Indonesia dan menepis sisi buruknya, setidaknya jika kita—sebagai orang Indonesia—belum bisa melihat sisi positif dan kagum pada negara sendiri, kita bisa menjadi orang yang membuat orang lain kagum pada Indonesia karena kita bagian dari Indonesia.

Ikuti kegiatan kami lewat instagram @pcinumaroko

Baca artikel terbaru kami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *