One Month One Book Fatayat NU Maroko: Sang Alkemis
Apa sih ‘mimpi’ itu? Begitulah kira-kira review buku ini dimulai. Sebuah kata yang tidak asing didengar, namun kebanyakan orang kebingungan saat ditanya maknanya. Sayangnya, bukan kata itu yang dibahas lebih lanjut disini, melainkan sebuah kisah yang berkaitan dengan mimpi itu sendiri.
Sang Alkemis adalah salah satu karya fiksi filosofis yang dikarang oleh Paulo Coelho. Penulis asal Brazil yang juga pernah berkarya di bidang musik. Awalnya, Paulo dikenal sebagai musisi terkenal Brazil sebelum akhirnya terjun ke dunia kepenulisan. Bersama Sahabat Nidaan Khofiya pada acara OMOB edisi September 2025, buku Sang Alkemis menemani malam kami dengan insight baru yang mendapatkan posisi tersendiri di hati—seolah menjadi sebuah nasehat diri di permulaan semester kali ini.
Cerita buku ini berawal dari tokoh utama bernama Santiago, seorang penggembala muda asal Spanyol yang memimpikan sebuah harta karun yang konon terkubur di dekat piramida Mesir. Disinilah perjalanan spiritualnya dimulai. Ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan nyaman sebagai penggembala dan mengikuti mimpinya. Dalam perjalanannya dari Andalusia ke gurun Mesir untuk mencari harta karun tersebut, Santiago bertemu berbagai tokoh dan mendapatkan pelajaran hidup yang mendalam baginya; seperti seorang raja misterius yang mengenalkannya pada konsep “Legenda Pribadi”, seorang penjual toko, Fatima cinta sejatinya, bahkan Sang Alkemis yang mengajarkan arti kehidupan kepadanya. Dari sanalah, Santiago menyadari bahwa harta sejati bukan hanya benda fisik, tetapi perjalanan, pelajaran, dan transformasi batin.
Tema utama buku ini adalah pencarian makna hidup dan jati diri, kekuatan mimpi, pentingnya mengikuti kata hati, serta kepercayaan pada tanda-tanda semesta (Omen). Selain itu, Coelho mengarang bukunya dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami. Namun tetap puitis dan mengandung simbolisme dan pesan moral yang kuat. Beberapa insight dan pesan moral dari buku ini adalah sebagai berikut:
1. Ikuti kata hatimu
“When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.”
Semua orang memiliki impian besar. Tapi hanya sedikit yang berani mengejarnya. Buku ini mendorong kita untuk mendengarkan suara hati dan mengejar tujuan hidup sejati, meski tampak mustahil.
2. Tanda-tanda semesta (Omen)
Coelho menggambarkan bahwa semesta memberi tanda jika kita mengamatinya. Dalam kehidupan nyata, ini mengajarkan pentingnya intuisi, ketajaman hati, dan kemampuan membaca peluang yang muncul.
3. Proses lebih penting daripada hasil
Kenyataannya harta karun yang dicari Santiago sebenarnya tidak berada di Mesir, tapi di dekat rumahnya sendiri. Namun, tanpa perjalanan panjang, ia takkan tumbuh dan berubah. Artinya, kadang kita perlu “tersesat” dulu untuk menemukan diri kita yang sejati.
4. Nilai keberanian dan ketekunan
Santiago menghadapi penipuan, kehilangan uang, kelelahan, dan keraguan—tetapi ia tidak menyerah. Maknanya, impian besar memerlukan pengorbanan dan keberanian meninggalkan zona nyaman.
5. Cinta sejati
Fatima rela menunggu Santiago karena ia tahu, pria yang mencintainya harus menyelesaikan perjalanannya. Cinta sejati bukan menghalangi, tapi yang menguatkan.
Kesimpulannya, buku ini sangat relevan dalam kehidupan modern, cocok bagi siapapun yang sedang mencari arah hidup dan jati diri, atau merasa takut dalam bermimpi besar. Buku ini adalah novel inspiratif yang mengajak pembaca merenung tentang tujuan hidup, keberanian dalam mengambil risiko, dan keyakinan bahwa ketika seseorang benar-benar menginginkan dan memimpikan sesuatu, maka seluruh alam semesta akan membantu mewujudkannya. Dapatkan pelajaran hidup berharga atau cerita lainnya di OMOB selanjutnya. So, stay tuned sahabat :).
Notulensi OMOB Fatayat NU Maroko, ditulis oleh: Nur Aisyah, Mahasiswi Ma’had Qadhi Faqih Abdellah Ben Sa’id, Oujda.
Ikuti kegiatan kami lewat instagram @fatayatnumaroko
Simak artikel terbaru kami, syekh said al-kamali dari administrasi pariwisata jadi ulama maroko ternama
