PCINU Maroko: Profil Singkat

Pada 17 September 2011, bertepatan dengan 18 Syawal 1432 H, KH. Maimoen Zubair—atau yang akrab dengan sapaan Mbah Moen—mendeklarasikan PCINU Maroko dengan semangat yang sama dengan pendiri NU dahulunya, Rais Akbar Nahdlatul Ulama Hadratusyekh KH. Hasyim Asyari. PCINU Maroko menjadi perpanjangan tangan PBNU dalam mendakwahkan paham Aswaja ala mazhab fikih yang empat.

Dalam usianya yang kini remaja, NU Maroko telah berhasil menjalankan komitmen kebermanfaatan bagi warganya dan umat. Hal ini bisa dilihat dari program-programnya, baik di bidang pendidikan, keagamaan maupun sosial. Di antara program-program NU maroko adalah Ma’ridl, NU Maroko beritikad menyajikan turas Indonesia yang berbahasa Arab di tengah akademisi Maroko, suatu hal yang tidak terbayangkan sebelumnya; Lailatul Ijtima’ bersama para masyayikh dan ulama Indonesia, seperti sebelumnya, bersama KH. Yahya Cholil Staquf, Ibu Yenni Wahid, juga KH. Afifuddin Dimyati dan masih banyak lainnya; dalam menjalankan tradisi NU Maroko menggalakkan musyawaroh kitab kuning, mengkaji lebih lanjut problematika fikih aktual yang kerap menjadi pertanyaan masyarakat; NU Maroko juga mengadakan Bahtsul Masail sebagai panggung bagi intelektual muda NU.

Alhamdulillah pada tahun 2024, NU Maroko sudah melaksanakan Konferensi Cabang VII demi mengevaluasi peran dan kiprahnya di Maroko. Harapnya NU Maroko dari tahun ke tahun lebih optimal dalam berkhidmah pada peradaban Nahdlatul Ulama.

Kabar Konfercab VII PCINU Maroko di situs numaroko.or.id

Ikuti kegiatan kami di Instagram @pcinumaroko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *