Surat Kepada Alfreda, XVII

Karya : Sofyan RH. Zaid
Surat yang kutulis dengan tanda
pada kulit pohon sidrah saat aku terdampar lelah
meretas batas menunggu burak tiba
adalah rahasia, Alfreda
Bacalah tanpa suara bila kau jumpai sebatang pohon
daunnya merah karena darah tak habis tumpah
dahannya hitam sebab api terus berkobar membakar
buahnya kecil terkikis mimpi orang-orang lapar
Di bawahnya kau akan temukan seorang bayi
pada dahinya tergambar matahari
tangisnya suara duka peradaban, air matanya nanah
dari geliatnya, jiwa-jiwa terbang harum bunga
Ambil ia sebagai anakmu dan berilah nama kebenaran
kelak ia bertanya siapa ayahnya, sebutlah keadilan
dan ajari ia menulis surat:
kepada Muhammad tentang rahmat
kepada Isa tentang kasih
kepada Musa tentang decaloque
kepada Konghucu tentang dao
kepada Budha tentang nirwana
kepada Siwa tentang darma
dan kepada dunia tentang cinta
meski pada akhirnya ia akan berperang juga
sebab di mana ada tanah dan tambang
genderang akan terus ditabuh lantang
kedamaian hanya mimpi yang abadi
namun kemanusiaan senantiasa memberi harapan
seperti lilin dalam hutan akan terus kita jaga
dan nyalakan jika padam
Kini aku melayang ke sebuah negeri
di mana mayat-mayat berserakan
menjadi santapan burung bangkai
ibu-ibu melahirkan di tenda pengungsian
anak-anak berlari di bawah hujan peluru
dan aku menangis menyaksikan semua itu
Alfreda, pada kulit pohon sidrah itu tuliskan juga suratmu
biar malaikat yang lewat menyampaikan kepadaku sebagai
isyarat
esok kalau aku tak kembali padamu dan hilang di dalam api
maka, temukan aku di dalam abu
2017
***
Sofyan RH.Zaid
diambil dari buku antologi puisi PCINU Maroko
100 karya terbaik lomba
‘sayembara santri menulis: Pesan Damai Untuk Seluruh Manusia’