Semarak Hari santri PCINU Maroko

Semarak Hari Santri PCINU Maroko

(PCINU Maroko)- Pengalaman menjadi seorang santri memiliki cerita dan kesan tersendiri yang tak akan pernah terlupakan. Hiruk pikuk Perjalanan hidup semasa menjadi santri memberikan warna berbeda. Karena banyak ragam pengalaman, cerita yang tak akan pernah di dapatkan ketika mengenyam pendidikan di luar pesantren. Seperti kita ini menjadi Anak Rantau jauh dari Bumi Nusantara. Oleh karena itu PCINU Maroko juga tidak mau kalah untuk memeriahkan Semarak hari santri.

“Santri adalah duta perdamaian dunia yang siap untuk mengabdi untuk umat dan bangsa, karena santri berdakwah ala tariqoh ahli sunah wal jama’ah”. (A. Sri Bintang, Ketua Tanfidziyah PCINU Maroko).

Memperingati Hari santri ini PCINU Maroko menyelenggarakan berbagi Agenda seperti : Pembacaan Selawat nariyah, khotmil qur’an, lalaran alfiyah ibn malik, ziarah aulia maghrib, diskusi tentang hari santri,dan bincang santai tentang Film sang kiai.

Agenda ini dimulai pada tanggal 17 hingga 24 Oktober 2019 diberbagai kota yang tersebar di Maroko. Seperti di kota Tanger, Casablanca, Kenitra, Rabat, Marakes, Fes, Oujda, Aioun,dan Tetouan.

Dibuka dengan pembacaan selawat nariyah, khotmil qur’an,lalaran alfiyah, dan diskusi hari santri di Kota Tanger dan dilanjutkan kota-kota lain nya. Agenda Iftitah ini dibuka oleh Ketua Lakpesdam PCINU Minan Aziz dengan memimpin baca Tawasul kepada Pendiri NU, Aulia Maghrib, dll.

“Tangal 22 Oktober dipilih sebagai hari santri Nasional karena menjadi tanggal yang bersejarah, yakni ketika pendiri NU Hadratus syaikh Hasyim Asy’ari. Memaklumatkan fatwa yang monumental, yang disebut dengan Resolusi jihad”.

Acara diberbagai kota berjalan dengan lancar dan disambut hangat-meriah oleh Warga NU Maroko. Kesan berbeda dari Agenda tahun ini adalah Didalam semarak Hari santri selain memeriahkannya dengan diskusi ringan akan pentingnya tanggung jawab menjadi Santri yang sudah dibekali karakter humanis,toleran,dan moderat. Kami juga Melaksanakan Lalaran (mengulang-ulang hafalan) nadzom alfiyah ibn malik nada ala Pesantren. Yang sangat mengena dalam bernostalgia nyantri di Pesantren.
(Avika .A.K)

“Lalaran meh ojo kleleran”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *