Resensi Kitab al-Khazain as-Saniyyah

Judul kitab: al-Khozain al-Saniyyah min Masyahiri al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatina al-Fuqaha’ al-Syafi’iyyah.
Pengarang: Syekh ‘Abd al-Qadir ibn ‘Abd al-Muthallib al-Mandaili al- Indonesi.
Penyunting: ‘Abd al-Aziz al-Sayib.
Penerbit: Muassasah al-Risalah, Lebanon, Beirut.
Tahun: 2004.
Tebal: 208 Halaman.
ISBN: 9953-32-044-6.
Salah satu kesukaran yang jamak kali dikeluhkan oleh para santri di Indonesia ketika membaca kitab kuning adalah, kenihilan pengetahuan ketika menemukan istilah-istilah yang menunjukkan gelar atau titel para ulama, musabab adanya persamaan penggunaan gelar sekaligus memiliki multimakna yang berbeda, yang akhirnya membuat kita bingung dan tertukar, ketika merujuk pada suatu ulama dengan istilah tadi.
Kitab “al-Khozain al-Saniyyah min Masyahiri al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatina al-Fuqaha’ al-Syafi’iyyah” ini semacam menjadi batu tumpuan bagi para santri Indonesia atas kesukarannya tadi, lebih lagi bagi para aktivis Bahtsul Masail yang berkutat dengan ibarat, judul kitab, dan juga penulisnya, karena memang kitab ini merupakan karya bibliografi (thabaqat al-kutub) yang menghimpun nama-nama dan data-data kitab fiqh Syafi’i beserta pengarangnya. Lebih dari 400 nama kitab fiqh Syafi’i dan pengarangnya disusun berdasar alfabet Arab agar mempermudah para pembaca menemukan nama pengarang, penisbatan, dan kitabnya.
Pengarangnya adalah ‘Abd al-Qadir ibn ‘Abd al-Muthallib al-Mandaili al-Indonesi (1904-1965 M), seorang ulama besar fikih dan hadis yang berkiprah di Makkah al-Mukarramah asal Nusantara, tepatnya Mandailing sesuai penisbatan namanya “al-Mandaili” Sumatera Utara.
Syekh ‘Abd al-Qadir al-Mandaili lahir pada tahun 1322 H (1904 M). Saat usianya menginjak remaja, ia pergi haji ke Makkah dan bermukim di sana untuk menunut ilmu. Di Makkah, ia belajar di Madrasah Al-Shaulatiyyah dan Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyyah, satu generasi dengan ulama-ulama besar Nusantara lainnya seperti Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari (Jombang), Syekh Abdullah Azhari (Palembang), Syekh Muhammad Manshur al-Batawi (Betawi, buyut KH. Yusuf Manshur) Syekh Abdul Hamid al-Khatib (Makkah, putra Syaikh Ahmad Khatib Minang), dan lain sebagainya.
Para ulama di atas mengalap berkah dan mengambil sanad keilmuan dari Syekh Sayyid Bakri Syatha (pengarang Hasyiah I’anah al-Thalibin), Syekh ‘Abd al-Karim al-Dagestani, Syekh Umar Khamdan Al-Mahrasi, Syekh Sa’id Ba’Bashil (mufti madzhab Syafi’i), Syekh ‘Abbas al-Makki (qadhi Mekkah dan kakek Syekh Muhammad Alawi al-Maliki), dan lain sebagainya.
Dalam Muqaddimah penyuntingnya, ‘Abd al-Aziz al-Sayib menceritakan kisah awalnya menemukan manuskrip kitab ini di Kelantan, Malaysia. Manuskrip ini berstatus sebagai naskah tunggal dan tersimpan di perpustakaan milik guru pengajian lokal di wilayah tersebut. Saat melihatnya pertama kali, penyunting mengibaratkan seakan dirinya melihat kitab yang mengumpulkan berbagai informasi, dan meringkas hal-hal yang dijelaskan panjang lebar, sekaligus mengklasifikasi potongan-potongan keilmuan yang tersebar di banyak kitab hanya dalam semalam suntuk.
Meskipun luar biasa dan begitu penting muatan isinya, namun kitab ini tidak diketahui banyak orang, baik para peneliti dunia Islam dan Arab, maupun masyarakat Nusantara.
Dalam titimangsa yang dicantumkan pengarang, kitab ini selesai ia tulis pada saat 17 Jumadilakhir tahun 1370 H (26 Maret 1951 M).
Termaktub juga dalam muqaddimah pengarang; “Ini adalah risalah yang aku kumpulkan sebagai pengingat bagiku dan para pelajar yang tidak terlalu pandai sepertiku. Risalah ini menghimpun banyak faedah, yaitu nama kitab-kitab (fikih madzhab syafi’i) yang disebut dalam kitab (rujukan) seperti Syekh al-Islam Zakariyya al-Anshari, Syekh al-Khatib al-Syirbini, al-Jamal Muhammad al-Ramli, al-Shihab Ahmad ibn Hajar al-Haitsami dan lain-lain. Aku menamakan risalah ini: “al-Khozain al-Saniyyah min Masyahir al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatina al-Fuqaha al-Syafi’iyyah”.
Meskipun judul kitab ini mengisyaratkan akan kitab biblografi, namun penyunting merasa isinya lebih dari sekadar hal itu. Sehingga, menimbang luasnya cakupan dan spektrum kajian kitab ini, penyunting mengatakan kitab ini lebih cocok dinamai dengan “al-Madhal ila Kutub al-Fiqh al-Syafi’i (Pengantar Kajian Kitab-Kitab Fikih Madzhab Syafi’i)” secara luas.
Penyunting menjelaskan kitab ini memiliki pembagian ke dalam 8 bab, yaitu; (1) Nama-nama kitab fikih madzhab Syafi’i, (2) Tujuh ahli fikih di Madinah, (3) Nama-nama para pembaharu (mujaddidun) agama Islam dari abad ke abad, (4) Nama-nama ahli hadis yang banyak disebut di kitab-kitab fikih, (5) Rumus-rumus khusus (gelar) dari nama-nama pengarang kitab, (6) Istilah-istilah tertentu yang ada dalam kajian fikih dan kajian ilmu lainnya, (7) Nama-nama sekte (firaq), dan (8) Biografi tujuh Qurra dan periwayat qiraat mereka.
Karena banyaknya kelebihan yang meliputi kitab ini, sangat sulit ditemukan kekurangannya kecuali pada pengulangan penyebutan nama kitab dalam naskah aslinya, disebabkan alfabet Arab yang dijadikan pengarang sebagai metode penyusunan nama-nama ulama dan kitabnya.
Dengan demikian, lengkap sudah kitab ini menjadi bagian dari kontribusi ulama nusantara yang menjadi rujukan bibliografi ulama Syafi’i bagi generasi setelahnya; Santri Nusantara.
Untuk mengakses kitab silahkan klik link berikut:
Kontributor: Hanif Hidayatullah
Editor: Irma M. Jannah