Pameran Kitab dan Budaya Nusantara Virtual; Meneguhkan Kembali Bakti PCINU Maroko pada Warisan Nusantara

Sebagai bentuk komitmen PCINU Maroko dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan karya ulama nusantara, dan kebudayaan Indonesia, PCINU Maroko bekerja sama KBRI Rabat berhasil menyelenggarakan acara Pameran Kitab dan Budaya Nusantara Virtual. Acara ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari Maroko, Mauritania, Malaysia, dan Thailand. Acara berlangsung secara daring dan luring. Acara diselenggarakan secara luring di Ruang Serbaguna KBRI Rabat dan secara during melalu aplikasi Zoom Meeting juga live Youtube, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat bagi peserta luring. Acara ini juga merupakan rangkaian dari acara peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pembukaan acara ini dilangsungkan pada hari Sabtu, (21/8). Acara dibuka langsung oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Maroko dan Republik Islam Mauritania, Bapak Drs. H. Hasrul Azwar, M. M.. Dalam pembukaannya, beliau mengapresiasi terselenggaranya acara ini sebagai media untuk memperkenalkan karya ulama nusantara dan berharap acara ini dapat menjadi lecutan semangat bagi para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Maroko agar lebih giat belajar. Lalu, acara pembukaan ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Katib Syuriah PCINU Maroko, Kiai Subhan Ghozaly, Lc.
Rangkaian acara dalam pameran kitab dan budaya nusantara kali ini adalah resensi kitab, pemutaran video profil pesantren di Indonesia, profil para ulama nusantara, penampilan kesenian hadroh, dan tentunya pameran kitab-kitab karya ulama nusantara. Resensi Kitab Karya Ulama Nusantara berlangsung dalam tiga sesi, sesi pertama diisi oleh Syekh Syarif Dr. Abdul Mun’im al-Ghumari, Muqoddam Thoriqoh Syadziliyyah Shiddiqiyyah, beliau meresensi kitab Jawahirul Ulum fi Kasyfil Ma’lum karya Tengku Syekh Nuruddin Ali Ar Raniri, Aceh. Dilanjutkan resensi kitab kedua yang diisi oleh Syekh Dr. Maulay Idris al-Fihri al-Fasi, mantan wakil rektor Universitas Al-Qarawiyyin, beliau meresensi kitab Thariqatul Husul Ala Ghayatil Wushul karya Dr. KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz, Kajen.
Keesokan harinya (22/8) acara dilanjutkan dengan resensi kitab sesi ketiga yang diisi oleh Syekh Dr. Muhammad Roughi Zarwali; salah seorang anggota Dewan Syariah Nasional Kerajaan Maroko, beliau meresensi kitab ad-Durrul Farid fi Syarhi Jauhari at-Tauhid karya KH. Abul Fadhol Senori, Tuban. Dalam ketiga sesi resensi, para pemateri menyambut baik, mengapresiasi, dan memuji ketiga kitab karya ulama nusantara yang mereka resensi. Tidak hanya membahas isi kitab yang diresensi, narasumber juga membahas biografi setiap ulama pengarang kitab-kitab tersebut. Para narasumber memuji kedalaman ilmu, pribadi luhur, serta jasa beliau-beliau dalam mengembangkan dan melestarikan ajaran Islam di nusantara.
Selain kitab-kitab yang diresensi tadi, dalam acara ini juga dipamerkan kitab-kitab karya ulama nusantara yang lain, seperti karangan karangan dari Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, Syekh Mahfudz Tremas, Syekh Nawawi Albantani, KH. Ali Maksum, Syekh Ihsan Jampes, dan banyak lagi lainnya. Acara akhirnya diakhiri dengan penutupan, pemutaran video proses masuknya agama Islam ke Indonesia serta perkembangan pendidikan Islam dengan narator berbahasa Arab, lalu diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Syekh Dr. Roughi Zarwali.

Alhamdulillah acara ini mendapat respon positif dari peserta yang hadir. Beberapa mengaku menjadi bisa mengenal Indonesia lebih dalam, serta terkesan dengan kitab-kitab karya ulama nusantara. Mereka terkesan karena ulama-ulama tersebut walaupun bukan berasal dari bangsa Arab namun mampu menghasilkan karya dalam bahasa Arab dengan sangat baik. Dengan adanya respon positif yang diberikan, panitia acara merasa bangga dan senang bisa berkhidmah untuk Indonesia, ulama nusantara, serta Nahdlatul Ulama, melalui terselenggaranya acara Pameran Kitab dan Budaya Nusantara ini. Respon positif datang tidak hanya dari peserta, namun juga dari beberapa tokoh dari Indonesia. Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuqi Mustamar, Pengasuh PP. Lirboyo KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, Dai dan Budayawan Nusantara KH. Ahmad Muwafiq, serta Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand Prof. Dr. KH. Nadirsyah Hosen, beliau-beliau turut menyampaikan tanggapan positif atas terselenggaranya acara ini.
Akhirnya, PCINU Maroko selaku penyelenggara mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada KBRI Rabat, Indomie, serta siapapun yang telah membantu suksesnya penyelenggaraan acara. Terselenggaranya Ma’ridh Virtual ini merupakan bukti, bahwa siapapun, selama ada kemauan juga tekad yang kuat pasti akan dapat berkhidmah untuk Indonesia serta Nahdlatul Ulama dalam porsi dan posisinya masing-masing. Usaha-usaha untuk menyebarluaskan karya Ulama Nusantara akan tetap dilakukan dalam setiap kesempatan, diperjuangkan, dan dilaksanakan dengan bangga. Dari Maroko, bakti dan ta’dzim kami sampaikan pada ulama-ulama nusantara.

Kontributor: Muhammad Sidqon Siraj-Panitia Acara