Mengenal Filosofi Teras – Omob Fatayat NU Maroko

(301119) Omob (one month one book) kegiatan Fatayat NU Maroko yang dilaksanakan setiap bulan ini masih seperti biasa dilaksanakan menggunakan Via Zoom meeting yang mengulas dan mempresentasikan buku karya Henry manampiring yang berjudul Filosofi Teras : Filsafat Yunani-Romawi Kuno.

Sang penulis, Henry manampiring menulis buku ini setelah mengenal Filsafat Yunani- Romawi kuno.

Buku ini bisa menjadi pembuka bagi orang-orang yang ingin belajar filsafat. Dengan bahasa yang lebih ringan, relevan,dan mudah dipahami. (Fauri irfan jamily,Moderator presentasi)

Suasana malam tadi terasa begitu hangat seketika dengan semangat pembicara (Maysa sonia alam) menyampaikan apa yang telah menjadi pemikiran penulis. Bahasa yang dibawakan oleh pembicara pun jelas dan tidak berbelit untuk mudah dipahami, bahwa pemaparan yang disampaikan itu dimulai dari kegelisaan Penulis yaitu Henry manampiring ketika ia mengalamai kegelisaan terhadap pola pikir negatif dalam semua situasi.

Filosofi teras adalah terjemahan langsung dari filosofi stoisisme yang artinya filosofi teras berpilar,dan penemu filosofi ini bernama Zeno,Pada tahun 300 SM menurut filosofi teras,sedangkan merurut Wikipedia pada tahun 108 SM.

Tujuan utama stoisisme ada dua:
1. Hidup bebas dari emosi negatif
2. Mengasah 4 kebajikan utama :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Keberanian
d. Menahan diri
Dan pokok ajaran stoisisme itu sendiri adalah “Hidup selaras dengan alam”.

Alam disini ada dua makna:
1. Rasio yang sehat dalam menjalani hidup.
2. Hidup sesuai dengan takdir dan dijalani sebaik-baiknya.

Menurut stoisisme, dalam hidup ada yang disebut “Dikotomi kendali” yaitu:
1. Hal-hal yang didalam dapat dikendalikan manusia, seperti opini, persepsi, pertimbangan, dan hal-hal yang berasal dari pikiran manusia, karena pikiran itu seratus persen dalam kendali manusia itu sendiri.

2. Hal yang di luar kendali manusia,seperti persepsi orang lain, kesehatan, dan hal-hal yang berhubungan dengan pihak luar (kuasa tuhan).

Sedangkan menurut William Irvine hidup itu tidak cukup hanya sebatas apa yang ada didalam dan diluar kendali manusia saja,tapi ada ditengah-tengah antara dua hal tersebut,maka muncullah istilah trikotomi kendali. Dan segala hal yang diluar kendali manusia tidak berpengaruh terhadap baik dan tidak baiknya hidup atau Indifferent baik itu Preferred (Hal yang dinginkan),atau unpreferred (hal yang tidak diinginkan).

Kemudian bagaimana manusia menyikapi hal-hal yang berhubungan dengan 2 sikap tersebut, maka ia harus melakukan segala sesuatunya dengan seimbang, memikirkan dan menimbang dengan baik untuk memberi respon terhadap masalah tersebut. Jika teori dari stoisisme sendiri memberi solusi dengan “premeditatio malorum” yang artinya memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi, “bukan bermakna negatif thinking”, tapi lebih kepada antisipasi. Jika seandainya kejadian itu benar-benar terjadi, maka manusia yang mengalamai kejadian tsb sudah siap dengan keadaan mental untuk menghadapi dan memberikan solusinya sendiri.

(Avika A, anggota LTNU Maroko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *